Kamis, 10 Desember 2009

Bunga Berkembang dan Cantik itu...

Comments

"Bunga yang kembang itu jarang yang wangi... Begitukah orang yang cantik jarang berbudi.."

Apabila si gadis dipuji dengan kata-kata, "kamu ini cantik", maka akan menguntmlah sebutir senyuman dibibirnya dan berbungalah hatinya. Tersipu-sipulah dia. Begitu lah manusia, senang bila dipuji kecewa bila dicaci.

Tetapi lain halnya bagi si mukmin yang merasa dirinya miskin dengan tuhannya. Terasa kerdil tatkala berhadapan dengan pujian dan sanjungan manusia.

Wanita yang cantik itu selalu ditimpa "perasaan karena sadar dirinya punya kelebihan. Kata orang, wanita cantik banyak maunya. Diri rasa bangga, seisi dunia mau digenggamnya.

Kalau ia seorang gadis dirinya sanggup menjadi tukaran dengan uang yang berjuta. Ada pula yang rela menjadi dara tua. Hidup liar bak merpati, senang didekat dan ditangkap lari.

Jika ia seorang istri yang sadar dan bangga dengan kecantikannya maka suamilah yang menjadi mangsa. Si suami selalu melutut dan kalah dengan kehendak dan tingkahnya. Lebih malang jika suami pula suka akan kecantikan istrinya. Ia menyayangi istri atas dasar kecantikannya.

Jadilah suami laksana lembu  yang dicucuk hidungnya. Ke mana diarah di situlah perginya, alangkah dayusnya dia.  Si istri yang cantik rupawan akan merayu dan meradang andai kemauannya tidak tercapai, ngambek hendak balik kampung atau minta cerai.

Alangkah indahnya jika si istri tadi, kecantikannya digunakan untuk meniup semangat jihad ke lubuk hati mujahidin.

Ketahuilah, keutamaan dan nilai diri seorang wanita baik cantik atau tidak adalah pada akhlaknya. Kalau ia seorang istri, ketaatannya pada suami adalah akhlak yang indah.

Wanita yang cantik tetapi tidak berbudi pekerti tinggi, lebih-lebih lagi istri yang cantik yang durhaka pada suami adalah ibarat bunga raya. Cantik warnanya harumnya tiada.

Sebaliknya wanita yang tidak cantik tetapi berakhlak mulia, taat suaminya, senantiasa mencari keredhoanNya, ibarat bunga cempaka. Tiada rupa tetapi harumnya memikat jiwa.

Antara bunga raya dan bunga cempaka pastilah cempaka diminati orang. Kasihan si bunga raya, tidak dijual atau dipakai orang. Ibarat gadis murahan yang mempertontonkan kecantikan. Konon nanti ada yang berkenan tetapi tidak sadar diri jadi mainan.

Wanita yang tidak cantik pula jika tidak berakhlak akan menyakitkan hati dan mata. Ibarat bunga yang tidak cantik tidak pula harum dan wangi. Maka tiadalah apa-apa tarikan dan keindahan padanya. Usah bangga dan usah pula risau akan paras rupa untuk merebut kasih sayang manusia. Tetapi marilah berlomba-lomba untuk menjadi wanita yang bertaqwa dan berakhlak mulia. Niscaya disayangi Allah serta makhluk-makhlukNya.

Seharusnya diri yang dikaruniakan Allah dengan nikmat kecantikan senantiasa resah jiwanya. Bukan karena takut luput karunia itu dari dirinya. Bukan jua karena ada yang iri hati dan mau menganiaya atau menandingi kejelitaannya.

Resahnya adalah karena menghitung-hitung pahala yang tertinggal akibat pujian dan sanjungan manusia yang bakal menjerumuskan dirinya kedalam jurang neraka.

Mengira-ngira bagaimana untuk meruntuhkan gunung mazmumah akibat dari kecantikan diri yang dijulang bagaikan mahkota. Apalagi jika kecantikan itu hidangan setiap insan, cantik indah tetapi hina tersebar. Menjadi mainan nafsu dan syaithan. Na'udzubillah.

Bersyukur dengan segala nikmat Allah. Baik buruk, cantik tidak itu adalah pemberianNya. Yang berwajah cantik atau tidak sama-sama perlukan bekal.

Akan tiba saatnya jua di mana yang berwajah cantik indah dikerumuni oleh cacing dan ditimbuni tanah diliang lahad yang gelap lagi sunyi. Tatkala itu bersandinglah manusia dengan kematian. Apakah baru di kala itu mau diucapkan nikmat iman dan islam itulah sebesar-besar pemberian Allah? Baru sanggup berjuang, berkorban apa saja demi mendapatkannya?
Kenangilah nasib diri dari hisab. Segala pinjaman  Allah itu, untuk apa digunakan.

Lunakkan hati, tenangkan perasaan. Lihatlah ke seluruh penjuru alam. Di mana saja mata menjurus di sana ada tanda  keagungan Allah.

Dongakkan kepala ke langit biru, tundukkan wajah ke bumi yang hijau. Saksikanlah kilauan mentari, percikan cahaya bulan dan bintang.

Langit yang dijadikanNya tidak bertiang, gunung-gunung tidak berpancang. Usah terlena dibuai keindahan, sesungguhnya pada segalanya itu terkandung pengajaran:

"Dan apa saja nikmat yang ada padamu dari Allah lah datangnya, dan bila kamu ditimpa kemudharatan maka hanya pada Nya lah kamu meminta pertolongan." (An-Nahl: 53) Wallaahua'lam.
 Mutiara Amaly