Sabtu, 05 Desember 2009

Sahabat....

Comments


Kisah beberapa waktu lalu… tak terasa… setahun sudah…

"Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami karena takdir yg Maha Esa telah menetapkan sedih rasanya hati ini bila mengenangkan, kau sahabatku kau teman sejati. Tulus ikhlasmu luhur budimu bagai tiada pengganti senyum tawamu juga candamu menghiburkan hati……"

Sebuah lagu, persis seperti kisahku ini. Ntahlah akan ku mulai cerita ini bagaimana. Kenangan indah bersamanya sulit tuk ku lupakan. Walau ku tau waktu takkan berputar kembali.

Allah ternyata lebih sayang dengan dirinya. Padahal, segala rencana telah aku dan dia buat untuk liburan nanti. Namun taqdir Allah-lah yg berkuasa atas segala kehendak-Nya.

16 Ramadhan 1429 H (16 September 2008)

Hari itu, hari sblm perpulangan memo terakhir ku bersamanya. Waktu itu pagi hari.. ba’da subuh tepatnya, aku dan dia juga bersama satu orang temanku yg juga teman sepermainan.. (kalau istilah diluar kaya geng gitulah… tp sebenarnya di pondok ga boleh ada geng-gengan.. tp.. gitulah… ntah tiba-tiba aja bisa terbentuk.. diantara mereka aku yg lain sendiri. Aku yg paling pendiam. Sedangkan temanku yg dua itu lumayan rame orangnya… bahkan mereka sempat jadi selebritis di pondok.. dikarenakan ulah yg mereka perbuat). Saat itu kami pergi ke angkasa (nama sebutan buat sbuah bangunan baru dipondok).

Kami saling bertukar cerita dan merencanakan apa aja yg kan dilakukan saat liburan nanti. Dikarenakan mentari udah menampakkan dirinya di ufuk timur.. sinarnya-pun menyilaukan, akhirnya aku dan dia turun. Kebetulan waktu itu ada penyetelan vcd aku dan dia-pun ikutan nimbrung (tapi ngga' sampai selesai coz cape + bosen).

Tak kusangka itulah memo terakhir aku dengannya.

17 Ramadhan 1429 H (17 September 2008)

Hari perpulangan! Hari yg telah, jua sangat dinanti-nantikan oleh kbanyakan santri. Cihuy…pulaaaang……! Kebahagiaan jelas tersorot dari kebanyakan santri yg akan pulang kerumah masing-masing, melepas kerinduan, bertemu dengan sanak family.

Ada juga yg ikut peskil, jadi pulang sampai dirumahnya setelah mengikuti peskil. Termasuk sobatku itu, dia juga ikut peskil. Katanya dia ga ada temennya klo dirumah jadi dia lebih memilih ikut peskil. Tadinya aku ada rencana mau main kerumahnya karna ku tau dia dirumahnya hanya sendiri ( dia dan abinya) umi dan adik-adiknya udah dipanggil duluan oleh Allah.

Mereka meninggal karna tertimbun tanah longsor. Beberapa waktu lalu. Dia ga kena, soalnya pada waktu kejadian itu dia berada di pondok sedang abinya diluar kota. Aku ga jadi kerumahnya coz ortuku tak mengijinkan. Tadinya sih boleh..ntah ada apa waktu itu aku ditelpon sama kakakku ternyata disuruh pulang. Saat itu aku sebel banget, soalnya pertama kali mereka mengizinkanku.

Tapi pada saat beberapa hari menjelang perpulangan mereka menyuruhku pulang. Yaudah lah… tadinya sih aku nekat mau pergi aja, tapi dia bilang "Nah, inget… ridhollahu fii ridhowaalidain". Hm..aku-pun menyerahlah. Kan masih ada waktu lagi. Aku biasa aja… coz aku benar-benar yakin kalau di lain waktu aku bisa bertemu lagi dengannya. Namun takdir mengatakan lain…

Pagi-pagi…dia udah berangkat, bareng sama konsulnya. Karanganyar, biasalah pulangnya pagi. Sedangkan aku sore hari. Jakarta sih… cape banget nungguin sore hari. Serasa lamaa banget. Coz shoum, ga tau apa yg mau diperbuat tapi sebenarnya kalo dipake buat qiro'ah bermanfaat juga ya? Tapi waktu itu aku lagi berhalangan jadi ga bisa deh... bisanya bengong doang!

Malam hari, aku udah di mobil kebetulan waktu itu temenku ada yg bawa hp coz dia dijemput. Aku smzan sama dia. Tanpa kusadari ternyata itulah kali terakhir aku smzan dengannya. Dan bebicara dengannya. Dikarenakan dia ikut peskil, jadi tak banyak waktu bisa dipake buat smsan. Jadi Cuma sebentar aja. Rencananya mau aku lanjutin besok pagi, saat sudah sampai dirumah. Tapi ternyata…

18 Ramadhan 1429 H (18 September 2008)

Pagi hari aku baru sampai dirumah… kuingin melepas lelah, akhirnya aku ketiduran. Belum sempat aku sms ke dia, namun ternyata qobla dzuhur aku mendapat telpon dari salah seorang temanku.

Dia membawakan sebuah kabar… kabar yg tak pernah kuduga sebelumnya. Bagai mimpi di siang hari. Ternyata…sobatku, seorg yg selama ini aku selalu bertukar cerita dengannya, yg ada didalam suka maupun duka kini telah tiada, ternyata dia udah duluan di panggil oleh-Nya. Karena sebuah kecelakan. Dia tertabrak motor saat ingin menyebrang jalan.

Ya Robbi… ku tau segala kekuasaan ada di tanganmu. Segala hak ada di tanganMu. Kau berhak kapan saja mengambil hambaaMu.

Tak pernah kuduga ia akan pergi secepat itu. Mungkin dia ingin menyusul umi dan adik-adiknya. Semoga segala amal ibadahnya diterima disisi Allah… dan ku kan slalu mendoakannya di sujud akhir ku…
Sobat… moga kau tenang disana.

Beberapa hari setelah kejadian itu, banyak sms yg masuk dikotak inbox-ku. Mereka menyuruhku untuk bersabar. Ku tau, ada yg lebih sedih lagi dari aku karna ku tau aku bukan siapa-siapanya dia. Aku hanya seorang sahabatnya.

Semoga keluarga yg ditinggalkan olehnya selalu diberi ketabahan. Terkhusus untuk abinya, yg kini tinggal sendiri. Mungkin inilah cobaan hidup untuknya yg terberat. Semoga dia selalu diberi ketabahan oleh Allah… AMiN…